Kamis, 06 Januari 2011

Sejarah geisha jepang



Geisha (
芸者 “seniman”) dalam bahasa jepang adalah seniman atau penghibur tradisional (entertainer) . Geisha sangat umum pada abad ke-18 dan abad ke-19, dan masih ada sampai sekarang ini, walaupun jumlahnya tidak banyak.

Sejarah geisha dimulai dari awal pemerintahan Tokugawa, di mana Jepang memasuki masa damai dan tidak begitu disibukkan lagi dengan masalah-masalah perang. Seorang calon geisha harus menjalani pelatihan seni yang berat selagi usia dini. Berlatih alat musik petik shamizen yang membuat calon geisha harus merendam jarinya di air es. Berlatih alat musik lainnya juga seperti tetabuhan kecil hingga taiko. Berlatih seni tari yang menjadi kunci kesuksesan seorang geisha, karena geisha papan atas umumnya adalah penari, tari Topeng Noh yang sering dimainkan oleh geisha dihadirkan bagi masyarakat kelas atas berbeda segmennya dengan pertunjukkan Kabuki yang lebih disukai rakyat jelata.


Geisha juga harus berlatih seni upacara minum teh, yang pada masa medieval dianggap sama pentingnya dengan seni perang. Dan berbagai latihan berat lain yang harus dijalani. Dan latihan itu masih terus dijalani setiap geisha hingga akhir karirnya.

Seorang calon geisha sedari awal menginjakkan kakinya ke rumah barunya , sudah memiliki hutang awal sebesar biaya yang dikeluarkan pemilik Okiya untuk membelinya. Sungguh Ironis. Hutang itu terus bertambah, Karena biaya pendidikan geisha, biaya perawatan kecantikan, biaya dokter yang ditalangi oleh Okiya, nyatanya dibebankan balik sebagai hutang geisha. Geisha dengan level standar akan terus terikat hingga akhir hayatnya, berbeda dengan geisha sukses yang dapat menebus kembali kebebasannya sebelum mencapai usia 20 tahunan.

Syarat menjadi geisha sukses umumnya memiliki kakak angkat yang merupakan geisha senior sukses pula , sehingga dapat mengatrol popularitas si geisha magang. Sementara geisha senior yang sukses juga tidak mau sembarangan menerima adik angkat, karena menyangkut nama baik pula. Tetapi memiliki adik angkat yang sukses akan berarti keberuntungan pula bagi yang dirinya, seniornya dan okiya-nya, karena mereka sekian persen pendapatan si geisha muda tersebut.

Selain itu geisha muda juga harus melelang keperawanan kepada penawar tertinggi, pendapatan dari lelang yang sukses itu dapat menebus sebagian hutang geisha muda tersebut. Setelah itu mereka harus mencari danna(“suami”) sekaya mungkin, agar dapat membiayai biaya hidup geisha yang tinggi, dan juga membayari sebagian hutang-hutang geisha tersebut terhadap majikan mereka. Geisha yang sukses dalam suatu okiya akan diadopsi oleh nyonya mereka, dan menggunakan nama “keluarga” dari nyonya tersebut dan mewarisi segala kekayaan seisi rumah tersebut. Lalu meneruskan tradisi geisha.

Psk bisa tidur dengan siapapun tapi tidak dengan geisha. Geisha hanya tidur bersama pria yang menjadi danna-nya, yaitu "suami" yg memenuhi segala kebutuhannya. Seorang pria bisa mengajukan diri menjadi danna melalui pemilik okiya (tempat geisha tinggal) karena pemilik okiya inilah yang membiayai segala keperluan geisha mulai pendidikan, kesehatan, pakaian, make up, dll. Bila disetujui maka akan dilakukan upacara pengangkatan danna, ini untuk jangka waktu relatif panjang lho. Geisha tidak akan memberikan pelayanan semalam krn akan dipandang rendah. Geisha dengan reputasi bagus hanya punya danna 1 atau 2 di sepanjang karirnya.

Geisha tidak akan mempertaruhkan reputasinya dengan tidur bersama pria yg bukan danna-nya. Tugas utama seorang geisha adalah menghibur tamu di rumah minum teh. Mereka menari, menyanyi, memainkan alat musik (shamizen, taiko, fue, dll). Untuk mendapatkan keahlian ini, mereka harus belajar di sekolah geisha sejak usia dini. Mereka mempelajari sastra, musik, tari, tatakrama (duduk, berjalan, berdiri, dsb), melakukan upacara minum teh yang ternyata tidak sesederhana spt nampaknya, dan masih banyak lagi. Sekolah geisha juga menerapkan disiplin yg ketat. Tidak semua siswa bisa lulus dari sekolah geisha ini, tidak sedikit yang gagal.

Untuk membedakan geisha dengan pelacur bisa dilihat dari ikatan obi (selendang besar diikat di perut). Geisha memakai kimono yg berlapis2, ada bagian dalam (terdiri dari 2 lapis yaitu hadajuban dan juban)dan bagian luar. Masing2 dikencangkan dengan ikatan tali dengan jenis2 simpul tertentu. Obi pd geisha diikatkan di bagian belakang. Obi ini panjangnya bisa mencapai 6 m, lebarnya setengah dr panjangnya. Sementara psk mengikat obinya di bagian depan (spy mudah membuka kali ya).

cerita tentang geisha ini mah bisa panjang banget. Tapi paling tidak itulah sekilas gambaran tentang geisha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar