Sabtu, 22 Januari 2011

Tentang inovasi dan berpikir holistik

Tentang inovasi dan berpikir holistik

Kita mungkin sering bertanya-tanya, kenapa ada bangsa atau ras yang maju dan ada yang ketinggalan jauh. Penduduk asli seperti Aborigin di Australia, misalnya, masih hidup di jaman batu ketika bangsa Eropa memasuki benua tersebut. Sampai saat ini pun, ada sebagian suku-suku di Indonesia yang kehidupannya tidak jauh beranjak dari kebudayaan jaman batu. Melihat perbedaan tersebut, kita sering berkesimpulan bahwa perbedaan tersebut terletak pada perbedaan kecerdasan yang jauh, seolah-olah umat manusia ini terdiri dari spesies berbeda. Yang lebih disayangkan lagi, banyak yang menjadikan itu sebagai alasan untuk merasa rendah diri sebagai anak bangsa yang dianggap masih ‘terbelakang’.
Apakah kesimpulan tersebut benar? Dalam agama, kita sering diajari bahwa setiap manusia itu sama. Gerakan hak asasi juga mengeluarkan pernyataan yang bernada serupa. Tetapi, apakah ada bukti yang bisa diterima nalar bahwa perbedaan tersebut bukan disebabkan oleh kemampuan individu? Jared Diamond mengambil tantangan tersebut dan hasil penelitiannya dituangkan dalam buku Guns, Germs, and Steel yang menerima banyak penghargaan.
Dalam buku tersebut, Diamond menyimpulkan bahwa perbedaan kemajuan budaya tersebut bukan disebabkan oleh perbedaan kecerdasan. Bahkan dengan nada simpatik, Diamond berargumen bahwa kebudayaan yang dianggap terbelakang sebenarnya memaksa penduduknya untuk lebih kreatif dibanding kebudayaan modern yang dimanja oleh MTV. Apa yang terjadi sebenarnya adalah, kebudayaan yang lebih maju (terutama di Eropa, Afrika Utara, dan Asia - yang disingkat Eurasia) sebenarnya disebabkan karena wilayah tersebut mendukung terbentuknya masyarakat pertanian lebih dahulu. Sementara di bagian lain, karena kondisi geografis, masyarakat pertanian terlambat muncul menggantikan masyarakat pemburu nomaden.
Apa yang istimewa dari masyarakat pertanian ini? Dibanding dengan masyarakat pemburu nomaden, masyarakat pertanian mampu menyimpan surplus produksi mereka. Sebagian dari surplus tersebut bisa dipakai untuk mensubsidi profesi lainnya seperti tukang (yang merupakan cikal bakal kesenian). Masyarakat pertanian yang menetap juga memunculkan kebutuhan akan administrasi dan birokrasi. Karena tidak perlu berpindah-pindah, mereka bisa beranak pinak lebih banyak. Kompleksitas masyarakat semacam itu memaksa munculnya inovasi-inovasi dalam kebudayaan bersangkutan. Menyusul pertanian, peternakan juga muncul. Setelah itu: huruf dan angka. Yang tidak kalah pentingnya, interaksi antara manusia dengan hewan peliharaan mengakibatkan menularnya beberapa penyakit dari hewan ke masyarakat ini. Sepanjang sejarah, proses penularan tersebut memang menimbulkan banyaknya kematian di dalam masyarakat pertanian itu sendiri, namun yang bertahan hidup akhirnya mengembangkan kekebalan tubuh.
Kekebalan terhadap kuman ini lah yang menjadi salah satu alasan superioritas masyarakat pertanian terhadap pemburu ketika kedua kebudayaan tersebut bertemu. Sebagai contoh, ketika bangsa Spanyol berperang melawan bangsa Inca dan Aztec, kado kuman dari kerajaan Spanyol membunuh lebih banyak korban dari pihak lawan dibanding senjata dan mesiu.
Lalu apa yang menyebabkan kontinental Eurasia lebih kondusif untuk masyarakat pertanian? Jawabannya adalah: Geografi. Bila Anda bisa melukiskan peta dunia di kepala Anda, tentunya Anda tahu bahwa benua Eropa dan Asia sebenarnya saling bertautan secara horizontal dari Portugal sampai Jepang. Dengan kata lain, benua ini memanjang secara horizontal. Bandingkan dengan benua Amerika dan Afrika yang memanjang ke bawah (vertikal). Kita mungkin menganggap itu bukanlah hal penting dalam menentukan kemajuan budaya dan masyarakat. Diamond menganggap itu adalah faktor yang paling penting.
Benua yang horizontal (atau menurut istilah Diamond, berporos Timur-Barat) memiliki keunggulan karena daerah-daerah yang terletak bersebelahan secara horizontal kemungkinan besar memiliki iklim yang sama. Selain itu, wilayah-wilayah tersebut memiliki panjang hari yang sama. Iklim dan panjang hari yang sama memungkinkan tanaman yang sukses dikembangkan sebagai bahan pertanian di satu tempat diterima di tempat lain tanpa masalah berarti. Sebagai contoh, gandum dan buah-buahan yang dikembangkan di Mesopotamia dengan cepat menyebar ke Eropa. Sementara untuk benua yang berporos Utara-Selatan, pengembangan di satu wilayah sering mendapat hambatan untuk ditransfer ke tempat lainnya karena adanya perbedaan iklim yang kontras. Varian jagung di Meksiko, misalnya, membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di Amerika Serikat.
(Meski Diamond tidak mengambil kepulauan Indonesia sebagai contoh, saya pribadi yakin teori tersebut berlaku juga untuk menjelaskan perbedaan kemajuan di kepulauan Indonesia. Alasan mengapa kebudayaan Jawa lebih maju dibanding kebudayaan dari pulau lain adalah karena alasan geografi. Jawa memiliki poros Timur-Barat dan akses geografis dari ujung timur ke barat hampir tidak menemui hambatan.)
Secara singkat, tidak ada alasan bagi kita untuk memandang rendah bangsa/suku lain yang terbelakang. Dan jelas tidak ada alasan juga bagi kita untuk memandang rendah diri kita sendiri. Perbedaan yang muncul bukan disebabkan oleh superioritas/inferioritas pada tingkatan individu, tetapi karena kondisi geografi yang harus dihadapi para nenek moyang kita. Sedangkan di jaman modern ini, perbedaan yang ada antara negara miskin dan kaya lebih disebabkan oleh sistem dan budaya yang sudah terbentuk. Tentu saja, sebagai manusia yang memiliki akal budi, kita memiliki kemampuan untuk merubah sistem dan budaya yang ada di sekitar kita.
Meski terlalu cepat sehari, ijinkan saya mengucapkan Selamat Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ke-61. Maju terus, bangsa Indonesia!
Bila sampai hari ini Anda belum mendengar istilah ‘the long tail‘, sangat mungkin dalam beberapa waktu ke depan, Anda akan sering mendengarnya. Dan sebelum Anda mendapatkan diri terlibat dalam percakapan mengenai topik ini, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu ada apa di balik istilah ‘the long tail‘ sehingga rekan-rekan diskusi Anda bakal terpesona dengan luasnya pengetahuan Anda (atau dalam kasus ini, panjangnya pengetahuan Anda).
Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh seorang jurnalis majalah Wired, Chris Anderson, yang menulis mengenai topik ini di majalah tersebut pada bulan Oktober 2004. Artikel tersebut segera mendapat sambutan luas sehingga Anderson memutuskan menulis sebuah buku dari topik serupa. Buku tersebut, The Long Tail: Why the Future Is Selling Less for More, saat ini menjadi salah satu best seller di toko-toko buku US. Di Amazon.com sendiri, pada hari ini, buku tersebut menempati urutan ke-18.
Lalu apa itu sebenarnya ‘the long tail‘? Bila Anda mengenal hukum 80/20 yang diperkenalkan oleh ekonom Italia, Vilfredo Pareto, Anda pasti tahu bahwa 80% kontribusi umumnya datang dari 20% penyumbang. Sebagai contoh, dalam satu toko, 80% penjualan cuma datang dari sekitar 20% jenis item. Dalam B2B, 80% omset datang dari 20% klien terbesar. Karena itu, hukum Pareto sering disebut sebagai the law of vital few. Hukum Pareto ini juga lah yang membuat para pebisnis bersikap konservatif dalam memilih barang-barang dagangan yang hendak dipasarkan. Keterbatasan ruangan fisik, seperti luas toko, membuat mereka selektif memilih dagangan dengan kriteria tertentu. Dengan alasan itu, di toko seluas apa pun (seperti hypermarket), tetap memberikan batasan jumlah item barang yang dipajang. Dan tentu saja barang-barang yang dipajang tersebut adalah barang-barang yang sudah dikenal luas. Sementara itu, barang-barang yang jarang peminatnya jangan pernah bermimpi untuk mendapatkan tempat pajangan di toko-toko konvensional tersebut.
Namun Internet membalikkan batasan-batasan tersebut. Tiadanya batasan fisik dan semakin murahnya storage media membuat bisnis di Internet (seperti Amazon, eBay, iTunes, Netflix, YouTube) mampu menyimpan informasi produk atau data digital lainnya sebanyak mungkin dan menawarkannya kepada publik. Recommendation engine yang dimiliki situs seperti Amazon memungkinkan konsumen menemukan barang-barang yang kurang dikenal. Uniknya, dalam bisnis di ruang maya tersebut, meski prinsip hukum Pareto masih berlaku, Anderson menemukan bahwa barang-barang yang termasuk di luar 20% vital few tersebut ternyata hampir selalu terjual paling tidak sekali dalam sebulan. Di sini lah muncul istilah the long tail karena bila jumlah item yang terjual tersebut digambar di grafik, maka grafik penjualan dari item terlaris sampai item terkecil penjualannya akan kelihatan seperti kurva yang memiliki luas besar di awal dan diikuti oleh ekor tipis yang panjang.
Memang kelihatannya barang-barang yang termasuk dalam the long tail tidak memberikan kontribusi volume yang besar. Akan tetapi, Anderson menegaskan, dalam industri yang mendewakan hak cipta intelektual, barang-barang yang termasuk dalam the long tail tersebut umumnya bisa diproduksi hanya dengan membayar biaya lisensi yang kecil. Sebagai contoh: untuk lagu-lagu dari penyanyi indie, lisensi yang dibayarkan ke mereka tidak berarti apa pun bila dibanding dengan lisensi yang harus dibayar kepada Christina Aguilera, misalnya. Buku-buku dan lagu-lagu lama kadang malah bisa diproduksi tanpa membayar biaya lisensi sama sekali. Netflix sendiri secara cerdik memanfaatkan fenomena ini dengan memproduksi film dokumentar sendiri dengan budget yang relatif rendah, dan kemudian menyewakan film-film tersebut secara ekslusif untuk pelanggannya. Karena itu, meski secara volume penjualan para penghuni daerah ekor panjang tersebut kalah besar, secara total profit, mereka bisa menyumbang dalam jumlah yang tidak kalah besarnya.
Anderson melihat fenomena tersebut tidak sekedar berkaitan dengan ekonomi. The long tail juga menyentuh aspek sosial dan politik. Lihat saja blogging atau podcasting, di mana suara atau ekspresi diri satu orang saja bakal mendapatkan tempat penyaluran yang bisa ditemukan oleh siapa pun yang mencarinya. Singkatnya, Anda bisa menemukan apa pun dalam long tail tersebut. Seaneh apa pun selera Anda, the long tail menyediakan apa yang Anda cari. Kadang, keanehan selera yang sangat tidak masuk akal pun bisa mendapatkan salurannya di wilayah ekor panjang ini, seperti kejadian 2-3 tahun lalu di Jerman, di mana seorang kanibal berhasil menemukan korban sukarela lewat di Internet. Sang kanibal memasang posting di Internet mencari korban yang bersedia dibunuh, namun sebelumnya, (maaf) penis sang korban akan dipotong dan dimakan terlebih dahulu dengan disaksikan oleh sang korban yang masih hidup. Anda mungkin berpikir ini hanya terjadi di film-film seperti Silence of the Lambs. Tetapi, fakta sering lebih aneh dari pada fiksi. Terbukti ada orang yang menanggapi posting tersebut dan menyatakan diri bersedia menjadi korban!
The long tail juga berhasil menghapus monopoli hits oleh perusahaan-perusahaan besar dengan menciptakan pasar yang jauh lebih demokratis, baik untuk produk atau untuk individu. Individu-individu yang kreatif sekarang memiliki kesempatan yang sama untuk menghasilkan hit, best seller, atau box office; selain karena luasnya saluran distribusi untuk mamasarkan produk/karya mereka, juga karena bantuan viral marketing di Internet yang sering menular dengan kecepatan luar biasa. Beberapa contoh yang bisa dilihat adalah film Blair Witch Project atau March of the Penguins, yang diproduksi dengan biaya yang rendah dan berhasil menghasilkan penjualan ratusan juta USD.
Bagi Anda yang tertarik untuk tahu lebih jauh mengenai fenomena ini, silakan cari bukunya (sayang belum diterjemahkan ke Bahasa Indonesia). Tapi bila Anda ingin menghemat uang, Anda bisa membaca blog the long tail dan artikel perdana Anderson secara gratis.
Sebagai catatan akhir, istilah ‘the long tail‘ ini pada awalnya berada pada zona long tail itu sendiri. Namun dengan larisnya penjualan buku di Amazon dan toko-toko buku lainnya, kelihatannya istilah ini sekarang sudah menjadi hit. Dengan kata lain, memethe long tail‘ sendiri berhasil menyebar dengan cepat dan menjadi hit karena dibantu oleh fenomena the long tail itu sendiri.
Siapkah Anda memanfaatkan the long tail tersebut?

 

 

‘Cars’ dan globalisasi

Sudahkah Anda menonton film animasi 3D terbaru dari Pixar, Cars? Bila sudah, Anda mungkin tanpa sadar telah disuguhi pelajaran ekonomi, terutama dalam kaitan dengan perdagangan dan globalisasi.
Dalam film tersebut, sang pemeran utama, si mobil balap baru Lightning McQueen, terdampar di daerah gurun dari perjalanan menuju LA untuk mengikuti babak akhir kejuaraan balap mobil Piston Cup. Karena kebingungannya, dia akhirnya harus berurusan dengan aparat hukum dan diberi hukuman kerja sosial di sebuah kota terpencil Radiator Springs. Aktivitas perekonomian kota kecil ini hampir mati karena tidak ada pendatang dari luar yang berkunjung. Namun kota tersebut ternyata merupakan kota yang hidup dan berjaya bertahun-tahun sebelumnya. Yang membuat perbedaan antara kedua kondisi tersebut adalah dibangunnya jalan raya baru, Interstate 40, yang tidak melewati kota tersebut. Sebelumnya, kota tersebut dilewati jalan raya lama Route 66. Perbedaan antara adanya akses ke dunia luar dan tidak adalah penentu mati hidupnya perekonomian sebuah daerah.
Bila Anda menganggap cerita tersebut hanyalah cerita kartun, maka cerita berikut mungkin bisa mengubah pandangan Anda. Pada abad ke-9 di negeri yang sekarang kita kenal dengan nama Belgia, Bruges merupakan kota yang sangat terkenal. Kota ini terletak di pinggir sungai Zwin yang berdekatan dengan muara laut. Karena letaknya yang strategis, Kota ini menjadi pusat perdagangan di Eropa bagian utara. Pedagang-pedagang dari Spanyol, Inggris, Belanda, Prancis, Rusia dan lainnya bertemu di kota tersebut untuk bertukar dagangan. Akibat aktivitas perdagangan yang ramai tersebut, kota ini menjadi kaya raya dan makmur. Penduduk kota ini sempat mencapai 2 kali kota London. Ratu Prancis yang pernah mengunjungi kota ini pernah dengan terkagum-kagum berkata “Aku berpikir aku adalah ratu, namun di sini aku menyaksikan 600 orang pesaing.”
Kejayaan tersebut terus berlangsung sampai 250 tahun, meski kota tersebut berganti penguasa dan ditaklukkan oleh negeri-negeri lain berulang kali. Industri-industri baru berkembang; dan demikian juga dengan kesenian dan bidang-bidang lainnya.
Namun pada abad ke-15, endapan di Zwin membuat kapal-kapal besar mulai kesulitan mencapai kota Bruges. Para pedagang terpaksa memindahkan pusat perdagangan ke kota lain yang lebih mudah diakses lewat laut, yaitu Antwerpen. Perlahan-lahan Bruges menjadi kota mati. Para penduduk dan bisnis lokal perlahan-lahan meninggalkan kota tersebut. Hari ini, kejayaan masa silamnya hanya bisa disaksikan di museum dan gedung-gedung bersejarah yang masih berdiri.
Di negeri bahari kita sendiri, banyak ahli yang berpendapat kemunduran kerajaan Majapahit dimulai pada saat kerajaan tersebut memutuskan untuk memindahkan pusatnya dari pesisir ke pedalaman Jawa. Akibat keputusan tersebut, aktivitas perekonomian dengan saudagar-saudagar dari negeri lain berkurang drastis. Dengan berkurangnya aktivitas perekonomian, berkurang juga upeti yang diterima kerajaan. Ujung-ujungnya, kurangnya kas kerajaan membuat pertahanan negara melemah. Kesempatan ini dipergunakan oleh kerajaan-kerajaan lainnya yang berpusat di pesisir untuk meningkatkan kemakmuran dan kekuatannya yang akhirnya berhasil menaklukkan Majapahit.
Kasus di atas melukiskan pentingnya perdagangan untuk menaikkan taraf kemakmuran dan kelangsungan hidup sebuah negara. Perdagangan tersebut hanya bisa terjadi bila kita bersedia membuka diri dengan dunia luar. Kecaman para pendukung anti-globalisasi jelas ada benarnya. Globalisasi memang telah menciptakan jurang yang semakin lebar antara kaya dan miskin. Namun bila globalisasi dihilangkan, walau jurang kekayaan tersebut akan menyempit, yang ada hanyalah yang miskin dan yang miskin (kecuali penguasa dan kroni-kroninya). Mau contoh? Lihat saja Korea Utara atau Myanmar. Atau Cina, Mongolia, India, Uni Soviet, dan negara-negara Eropa Timur pada 20-30 tahun sebelumnya. Afrika Selatan yang dulunya sempat diembargo ekonomi karena politik apartheid-nya juga pernah mengalami kesulitan ekonomi. Setelah embargo tersebut dicabut, barulah negara tersebut mampu menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
Dalam menghadapi globalisasi, kita tidak perlu berpikiran negatif. Bila kita siap, globalisasi justru merupakan berkah. Kuncinya tentu saja adalah kata siap. Sebagai individu, siapkah Anda dengan terus mempersenjatai diri dengan cara pikir dan pengetahuan terkini? Sebagai perusahaan, siapkah perusahaan Anda bersaing secara global dengan strategi yang benar? Sebagai negara, siapkah pemerintah kita memangkas birokrasi dan menciptakan iklim investasi yang baik? Selain itu, sebagai masyarakat, siapkah kita menangkal efek samping globalisasi berupa masuknya budaya yang tidak cocok dengan nilai-nilai kita? India berhasil menarik manfaat dari globalisasi tanpa menghancurkan budayanya. Mengapa kita tidak bisa?
Sebagai catatan tambahan, salah satu jalur perdagangan terbesar telah dibangun saat ini. Jalur tersebut bukan Interstate 40. Kita mengenalnya dengan nama Internet. Dengan Internet, kita tidak perlu berlokasi di kota-kota strategis untuk menjalankan aktivitas perekonomian. Yang penting adalah akses Internet yang baik. Tapi, apakah saat ini, infrastruktur fisik dan pengetahuan kita juga sudah siap untuk itu? Berapa persen penduduk kita yang mampu mengakses broadband? (Jangankan broadband, untuk akses modem saja mungkin masih terbatas di kota-kota.) Seberapa siap lembaga pendidikan kita menghasilkan lulusan yang mampu memanfaatkan Internet selain untuk sarana chatting? Sebagai individu, siapkah juga Anda untuk membuka bisnis di Internet (dan bukan sebagai penjual nomor kartu kredit curian atau money games)? Dan pemerintah? Seberapa serius pemerintah kita menempatkan akses Internet sebagai agenda pembangunan nasional? Apakah kita hanya bisa menyaksikan negara-negara lain memanfaatkan jalan raya baru tersebut dari tepi jalan dengan hati iri dan mencari kambing hitam untuk kekurangan kita?
Semuanya terserah kita…
Pada akhir cerita di Cars, kota Radiator Springs akhirnya mampu menghidupkan dirinya kembali. Bagi Anda yang belum menonton, ada baiknya Anda menonton sendiri akhir ceritanya. Namun bagi yang tidak sabar, keberhasilan mereka diraih berkat: optimisme, kerukunan, kesiapan, dan kerja sama (atau meminjam istilah dari budaya kita: gotong royong).

Jumat, 21 Januari 2011

Manusia


Manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota parta XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
Tokoh adalah istilah untuk orang yang tenar (misalnya 'tokoh politik', 'tokoh yang tampil dalam film', 'tokoh yang menerima penghargaan', dll).

Daftar isi

Biologi

Manusia
Gambar Pioneer
Gambar pria dan wanita, diambil dari dokumentasi wahana Pioneer 11.
Homo sapiens
Homo sapiens sapiens

Ciri-ciri Fisik

Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan juga dapat mempengaruhinya, seperti gizi makanan.
Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.

Sebuah kerangka manusia
Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah [1] sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia saat ini.

Ciri-Ciri Mental

Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.
Pengenalan pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia mempunyai mental yang baik.
Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.
Lihat pula Berpikir, IQ, Ingatan, Penemuan, IPA, Filsafat, Pengetahuan, Pendidikan, Kesadaran

Habitat

Pandangan konvesional dari evolusi manusia menyatakan bahwa manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih eman milyar jiwa, adalah salah satu dari mamalia terbanyak di dunia.
Sebagian besar manusia (61%) berkediaman di daerah Asia. Mayoritas sisanya berada di Amerika (14%), Afrika (13%) dan Eropa (12%), dengan hanya 0.3% di Australia.
Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; terkadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.
Perkampungan manusia menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur untuk menanam hasil panen dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.
Habitat manusia dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak akrab dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal dan umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun 1969 dan 1974, telah ada dua manusia sekaligus yang menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun 2004, telah ada banyak keberadaan manusia di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.

Populasi

Dalam kurun waktu 200 tahun dari 1800 sampai 2000, populasi dunia telah bertambah pesat dari satu hingga enam milyar. Diperkirakan mencapai puncaknya kira-kira sepuluh milyar selama abad ke-21. Sampai 2004, sebuah minoritas yang cukup besar — sekitar 2.5 dari jumlah 6.3 milyar jiwa — tinggal di sekeliling daerah perkotaan. Urbanisasi diperkirakan akan melonjak drastis selama abad ke-21. Polusi, kriminal dan kemiskinan hanyalah beberapa contoh dari masalah yang dihadapi oleh manusia yang tinggal di kota dan pemukiman pinggiran kota.

Asal Mula

Artikel utama: Evolusi manusia
Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.
Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi manusia:
  • perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.
  • pengurangan gigi taring.
  • penggerak bipedal (dua kaki)
  • perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan manusia).
Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian untuk melihat pola pikir yang berlawanan.

Kerohanian dan Agama

Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut dianggap sebagai "orang manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya dari kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang dan ditolak oleh lainnya. Juga, adalah perdebatan di antara organisasi agama mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh komunitas hewani dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.

Animisme

Animisme adalah kepercayaan bahwa obyek dan gagasan termasuk hewan, perkakas, dan fenomena alam mempunyai atau merupakan ekspresi roh hidup. Dalam beberapa pandangan dunia animisme yang ditemukan di kebudayaan pemburu dan pengumpul, manusia sering dianggap (secara kasarnya) sama dengan hewan, tumbuhan, dan kekuatan alam. Sehingga, secara moral merupakan kewajiban untuk memperlakukan benda-benda tersebut secara hormat. Dalam pandangan dunia ini, manusia dianggap sebagai penghuni, atau bagian, dari alam, bukan sebagai yang lebih unggul atau yang terpisah darinya. Dalam kemasyarakatan ini, ritual / upacara agama dianggap penting untuk kelangsungan hidup, karena dapat memenangkan kemurahan hati roh-roh sumber makanan tertentu, roh tempat bermukim, dan kesuburan serta menangkis roh berhati dengki. Dalam ajaran animisme yang berkembang, seperti Shinto, ada sebuah makna yang lebih mendalam bahwa manusia adalah sebuah tokoh istimewa yang memisahkan mereka dari segenap benda dan hewan, sementara masih pula menyisakan pentingnya ritual untuk menjamin keberuntungan, panen yang memuaskan, dan sebagainya.
Kebanyakan sistem kepercayaan animisme memegang erat konsep roh abadi setelah kematian fisik. Dalam beberapa sistem, roh tersebut dipercaya telah beralih ke suatu dunia yang penuh dengan kesenangan, dengan panen yang terus-menerus berkelimpahan atau bahkan permainan yang berlebih-lebih. Sementara di sistem lain (misal: agama Nawajo), roh tinggal di bumi sebagai hantu, seringkali yang berwatak buruk. Kemudian tersisa sistem lain yang menyatukan kedua unsur ini, mempercaya bahwa roh tersebut harus berjalan ke suatu dunia roh tanpa tersesat dan menggeluyur sebagai hantu. Upacara pemakaman, berkabung dan penyembahan nenek moyang diselenggarakan oleh sanak yang masih hidup, keturunannya, sering dianggap perlu untuk keberhasilan penyelesaian perjalanan tersebut.
Ritual dalam kebudayaan animisme sering dipentaskan oleh dukun atau imam (cenayang), yang biasanya tampak kesurupan tenaga roh, lebih dari atau di luar pengalaman manusia biasa.
Pemraktekan tradisi penyusutan kepala sebagaimana ditemukan di beberapa kebudayaan, berasal dari sebuah kepercayaan animisme bahwa seorang musuh perang, jika rohnya tak terperangkap di kepala, dapat meloloskan diri dari tubuhnya dan, setelah roh itu berpindah ke tubuh lain, mengambil bentuk hewan pemangsa dan pembalasan setimpal.

Mistikme

Barangkali merupakan praktek kerohanian dan pengalaman, tetapi tidak harus bercampur dengan theisme atau lembaga agama lain yang ada di berbagai masyarakat. Pada dasarnya gerakan mistik termasuk Vedanta, Yoga, Buddhisme awal (lihat pula Kerajaan manusia), tradisi memuja Eleusis, perintah mistik Kristiani dan pengkhotbah seperti Meister Eckhart, dan keislaman Sufisme. Mereka memusatkan pada pengalaman tak terlukiskan, dan kesatuan dengan supranatural (lihat pencerahan, kekekalan). Dalam mistikme monotheis, pengalaman mistik memfokuskan kesatuan dengan Tuhan.

Politheisme

Konsep dewa sebagai makhluk yang sangat kuat kepandaiannya atau supernatural, kebanyakan dikhayalkan sebagai anthropomorfik atau zoomorfik, yang ingin disembah atau ditentramkan oleh manusia dan ada sejak permulaan sejarah, dan kemungkinan digambarkan pada kesenian Zaman Batu pula. Dalam masa sejarah, tatacara pengorbanan berevolusi menjadi adat agama berhala dipimpin oleh kependetaan (misal: agama Vedik, (pemraktekan kependetaan berkelanjutan dalam Hinduisme, yang namun telah mengembangkan teologi monotheis, seperti penyembahan berhala theisme monistik, Mesir, Yunani, Romawi dan Jerman). Dalam agama tersebut, manusia umumnya diciri-cirikan dengan kerendahan mutunya kepada dewa-dewa, terkadang dicerminkan dalam masyarakat berhirarki diperintah yang oleh dinasti-dinasti yang menyatakan keturunan sifat ketuhanan/kedewaan. Dalam agama yang mempercayai reinkarnasi, terutama Hinduisme, tak ada batasan yang kedap di antara hewan, manusia, dan dewa, karena jiwa dapat berpindah di seputar spesies yang berbeda tanpa kehilangan identitasnya.

Monotheisme

Gagasan dari suatu Tuhan tunggal yang menggabungkan dan malampaui semua dewa-dewa kecil tampak berdiri sendiri dalam beberapa kebudayaan, kemungkinan terwujud pertama kali dalam bida’ah / klenik Akhenaten (lebih dikenal sebagai Henotheisme, tahap umum dalam kemunculan Monotheisme). Konsep dari kebaikan dan kejahatan dalam sebuah pengertian moral timbul sebagai sebuah konsekuensi Tuhan tunggal sebagai otoritas mutlak. Dalam agama Yahudi, Tuhan adalah pusat dalam pemilihan orang Yahudi sebagai rakyat, dan dalam Kitab Suci Yahudi, takdir komunitas dan hubungannya dengan Tuhan mempunyai hak istimewa yang jelas (harus diutamakan) di atas takdir individu. Kekristenan bertumbuh keluar dari agama Yahudi dengan menekankan takdir individual, khususnya setelah kematian, dan campur tangan pribadi Tuhan dengan adanya inkarnasi, yaitu dengan menjadi manusia selama sementara. Islam, walaupun menolak kepercayaan kristiani untuk Tritunggal dan inkarnasi ketuhanan, sangatlah mirip dengan Kekristenan dalam melihat manusia sebagai wali / wakil dari Tuhan dan satu-satunya makhluk inkarnasi yang memiliki kehendak bebas (atau dapat berdosa) atau melakukan hal yang bertentangan dengan alam. Dalam semua agama Abraham, manusia adalah penguasa, atau pengurus, di atas seluruh muka Bumi dan semua makhluk lain, sedikit lebih rendah daripada malaikat (lihat Rantaian Makhluk-Makhluk), dan memiliki moral hati nurani yang unik. Hinduisme, juga belakangan mengembangkan teologi monotheis seperti theisme monistik, yang berbeda dari pikiran Barat mengenai monotheis. Agama monotheistik mempunyai kemiripan dalam kepercayaan bahwa umat manusia diciptakan oleh Tuhan, diikat oleh kewajiban kasih sayang, dan dirawat oleh pemeliharaan baik kaum / pihak ayah.
Lihat pula: Tuhan, Jiwa, Atman, Karma, Mistik, Ritual, Kegembiraan meluap, Pengorbanan, Korban, Keselamatan, Kebangkitan, Inkarnasi, Reinkarnasi, Doa, Pemujaan, Moralitas, Hati nurani.

Sang Individu

Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu.

Hati dan kesadaran

Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama dan sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.

Emosi

Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar mempengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.

Seksualitas

Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atau luapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau kebencian).

Tubuh

penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat kebudayaan dan kesenian. Dalam setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya, dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut juga mempunyai pengertian kebudayaan penting. Kecantikan atau keburukan rupa adalah kesan kuat subyektif dari penampilan seseorang.
Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur secara jelas tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat pula ilmu makanan). Kegagalan mendapatkan makanan secara teratur akan berakibat rasa lapar dan pada akhirnya kelaparan (lihat juga malnutrisi).
Rata-rata waktu tidur adalah 8 jam per hari untuk dewasa dan 9–10 jam untuk anak-anak. Orang yang lebih tua biasanya tidur selama 6–7 jam. Sudah umum, namun, dalam masyarakat modern bagi orang-orang untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka butuhkan.
Tubuh manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan adalah ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan kesehatan tubuh.

Kelahiran dan kematian

Kehidupan subyektif individu berawal pada kelahirannya, atau dalam fase kehamilan terdahulu, selama janin berkembang di dalam tubuh ibu. Kemudian kehidupan berakhir dengan kematian individu. Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa luar biasa yang membatasi kehidupan manusia, dapat mempunyai pengaruh hebat terhadap individu tersebut. Kesulitan selama melahirkan dapat berakibat trauma dan kemungkinan kematian dapat menyebabkan rasa keberatan (tak mudah) atau ketakutan (lihat pula pengalaman hampir meninggal). Upacara penguburan adalah ciri-ciri umum masyarakat manusia, sering diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian. Adat kebiasaan warisan atau penyembahan nenek moyang dapat memperluas kehadiran sang individu di luar rentang usia fisiknya. (lihat kekekalan).

Masyarakat

Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi antar manusia.

Bahasa

Kecakapan berpidato adalah sebuah unsur pendefinisian umat manusia, mungkin mendahului pemisahan populasi modern filogenetik (lihat Asal usul bahasa). Bahasa adalah pusat dari komunikasi antar manusia. Kata Yahudi untuk "binatang" (behemah) berarti "bisu", menggambarkan manusia sebagai "binatang berbicara" (kepandaian bercakap hewani). Bahasa adalah pusat dari sentuhan identitas ‘khas’ berbagai kebudayaan atau kesukuan dan sering diceritakan mempunyai status atau kekuatan supernatural (lihat Sihir / Gaib, Mantra, Vac). Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu, yang memungkinkan pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi kebudayaan. Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan susunan bahasa, dan keterkaitan antara bahasa-bahasa berbeda. Diperkirakan ada 6000 bahasa yang diucapkan manusia saat ini. Manusia yang kekurangan kemampuan berkomunikasi melalui ucapan, umumnya bercakap-cakap menggunakan Bahasa Isyarat.

Agama

Dalam setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual mendapat ekspresi dalam bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan secara penting pengalaman pribadi dengan pengalaman penyatuan dan komunal, seringkali membangkitkan emosi yang sangat kuat dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang kuat dari pengalaman tertentu dapat terkadang menimbulkan kefanatikan atau agresi kepada manusia lain yang tidak termasuk dalam kelompok agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang. Teokrasi adalah masyarakat yang dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh pemimpin suci atau oleh seorang pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku sebagai alat penyaluran dan pengaruh dari norma budaya dunia dan tingkah laku yang wajar dilakukan manusia.

Keluarga dan teman sepergaulan

Individu manusia dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang pelengkap yang berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk keluarga biologis terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung.
Sebagai seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa dapat dikelirukan dengan suatu kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan sebaya sang individu, umumnya berukuran antara sepuluh hingga dua puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan ukuran optimal untuk gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan dari teman dapat mempengaruhi tingkah laku anggotanya.
Seorang individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan yang kuat kepada kelompok tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk seringnya hubungan sosial, dinyatakan dalam obrolan / percakapan, dansa, menyanyi atau cerita (dikenal dengan curhat).

Suku, bangsa dan negara bagian

Kelompok manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan gagasan kesamaan nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (bangsa atau negara bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku dapat terdiri dari beberapa ratus individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut peperangan. Kesetiaan / pengabdian untuk kelompok yang besar seperti ini disebut nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah lembaga atau kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, yang berakibat hysteria massa (gangguan syaraf) atau fasisme.
Antropologi budaya menjelaskan masyarakat manusia yang berbeda-beda, dan sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi dan pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.

Kebudayaan dan peradaban

Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia dan ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah iptek).

Renungan diri

Umat manusia selalu mempunyai perhatian yang hebat akan dirinya sendiri. Kecakapan manusia untuk mengintrospeksi diri, keinginan individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa terkecuali menghasilkan berbagai penyelidikan mengenai kondisi manusia merupakan pokok jenis manusia secara keseluruhan. Renungan diri adalah dasar dari filsafat dan telah ada sejak awal pencatatan sejarah. Artikel ini misalnya, karena ditulis oleh manusia, dengan sendirinya tak dapat luput dari contoh refleksi diri.
Manusia kerap menganggap dirinya sebagai spesies dominan di Bumi, dan yang paling maju dalam kepandaian dan kemampuannya mengelola lingkungan. Kepercayaan ini khususnya sangat kuat dalam kebudayaan Barat, dan berasal dari bagian dalam cerita penciptaan di Alkitab yang mana Adam secara khusus diberikan kekuasaan atas Bumi dan semua makhluk. Berdampingan dengan anggapan kekuasaan manusia, kita sering menganggap ini agak radikal karena kelemahan dan singkatnya kehidupan manusia (Dalam Kitab Suci Yahudi, misalnya, kekuasaan manusia dijanjikan dalam Kejadian 1:28, tetapi pengarang kitab Pengkhotbah meratapi kesia-siaan semua usaha manusia).
Ahli filsafat Yahudi, Protagoras telah membuat pernyataan terkenal bahwa "Manusia adalah ukuran dari segalanya; apa yang benar, benarlah itu; apa yang tidak, tidaklah itu". Aristotle mendeskripsikan manusia sebagai "hewan komunal" (ζωον πολιτικον), yaitu menekankan pembangunan masyarakat sebagai pusat pembawaan alam manusia, dan "hewan dengan sapien" (ζωον λογον εχων, dasar rasionil hewan), istilah yang juga menginspirasikan taksonomi spesies, Homo sapiens.
Pandangan dunia dominan pada abad pertengahan Eropa berupa keberadaan manusia yang diciri-cirikan oleh dosa, dan tujuan hidupnya adalah untuk mempersiapkan diri terhadap pengadilan akhir setelah kematian. Pencerahan / pewahyuan digerakkan oleh keyakinan baru, bahwa, dalam perkataan Immanuel Kant, "Manusia dibedakan di atas semua hewan dengan kesadaran-dirinya, yang mana ia adalah 'hewan rasionil'". Pada awal abad ke-20, Sigmund Freud melancarkan serangan serius kepada positivisme mendalilkan bahwa kelakuan manusia mengarah kepada suatu bagian besar yang dikendalikan oleh pikiran bawah sadar.
Dari titik pandang ilmiah, Homo sapiens memang berada di antara spesies yang paling tersama-ratakan di Bumi, dan hanya ada sejumlah kecil spesies tunggal yang menduduki lingkungan beraneka-ragam sebanyak manusia. Rupa-rupa usaha telah dibuat untuk mengidentifikasikan sebuah ciri-ciri kelakuan tunggal yang membedakan manusia dari semua hewan lain, misal: Kemampuan untuk membuat dan mempergunakan perkakas, kemampuan untuk mengubah lingkungan, bahasa dan perkembangan struktur sosial majemuk. Beberapa ahli antropologi berpikiran bahwa ciri-ciri yang siap diamati ini (pembuatan-perkakas dan bahasa) didasarkan pada kurang mudahnya mengamati proses mental yang kemungkinan unik di antara manusia: kemampuan berpikir secara simbolik, dalam hal abstrak atau secara logika. Adalah susah, namun, untuk tiba pada suatu kelompok atribut yang termasuk semua manusia, dan hanya manusia, dan harapan untuk menemukan ciri-ciri unik manusia yang adalah masalah dari renungan-diri manusia lebih daripada suatu masalah zoologi.

Referensi